A. PENGERTIAN
SIMULASI
· Simulasi
adalah suatu cara untuk menduplikasi/menggambarkan ciri, tampilan, dan
karakteristik dari suatu sistem nyata. Ide awal dari simulasi adalah untuk
meniru situasi dunia nyata secara matematis, kemudian mempelajari sifat dan
karakter operasionalnya, dan akhirnya membuat kesimpulan dan membuat keputusan
berdasar hasil dari simulasi. Dengan cara ini, sistem di dunia nyata tidak
disentuh /dirubah sampai keuntungan dan kerugian dari apa yang menjadi
kebijakan utama suatu keputusan di uji cobakan dalam sistem model.
· Menurut
Pusat Bahasa Depdiknas (2005) simulasi adalah satu metode pelatihan yang
memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan (imakan) yang mirip dengan keadaan
yang sesungguhnya; simulasi: penggambaran suatu sistem atau proses dengan peragaan
memakai model statistic atau pemeran.
· Udin
Syaefudin Sa’ud (2005: 129) simulasi adalah sebuah replikasi atau visualisasi
dari perilaku sebuah sistem, misalnya sebuah perencanaan pendidikan, yang
berjalan pada kurun waktu yang tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa simulasi
itu adalah sebuah model yang berisi seperangkat variabel yang menampilkan ciri
utama dari sistem kehidupan yang sebenarnya. Simulasi memungkinkan
keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana ciri-ciri utama itu bisa dimodifikasi
secara nyata.
· Sri
Anitah, W. DKK (2007: 5.22) metode simulasi merupakan salah satu metode
pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Proses
pembelajaran yang menggunakan metode simulasi cenderung objeknya bukan benda
atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat
pura-pura. Kegiatan simulasi dapat dilakukan oleh siswa pada kelas tinggi di
sekolah dasar.
B. METODE
SIMULASI
Metode
simulasi merupakan proses perancangan model dari suatu sistem nyata (riil) dan
pelaksanaan eksperimen-eksperimen dengan model ini untuk tujuan memahami
tingkah laku sistem atau untuk menyusun strategi (dalam suatu batas atau limit
yang ditentukan oleh sebuah satu atau beberapa kriteria) sehubungan dengan
operasi sistem tersebut. Metode simulasi dapat menjelaskan tingkah laku sebuah
sistem dalam beberapa waktu dengan mengobservasi tingkah laku dari sebuah model
matematika yang dibuat sesuai dengan karakter sistem yang asli sehingga seorang
analis bisa mengambil kesimpulan tentang tingkah laku dari sistem dunia nyata.
Sri Anitah, W. DKK (2007: 5.23)
memaparkan tentang karakteristik metode simulasi sebagai berikut:
·
Banyak digunakan pada pembelajaran PKn,
IPS, pendidikan agama dan pendidikan apresiasi,
·
Pembinaan kemampuan bekerja sama,
komunikasi, dan interaksi merupakan bagian dari keterampilan yang akan
dihasilkan melalui pembelajaran simulasi,
·
Metode ini menuntut lebih banyak
aktivitas siswa,
·
Dapat digunakan dalam pembelajaran
berbasis kontekstual, bahan pembelajaran dapat diangkat dari kehidupan sosial,
nilai-nilai sosial, maupun masalah-masalah sosial.
Sri Anitah, W. DKK (2007: 5.23)
prosedur yang harus ditempuh dalam penggunaan metode simulasi adalah:
·
Menetapkan topik simulasi yang
diarahkan oleh guru,
·
Menetapkan kelompok dan topik-topik
yang akan dibahas,
·
Simulasi diawali dengan petunjuk
dari guru tentang prosedur, teknik, dan peran yang dimainkan,
·
Proses pengamatan pelaksanaan
simulasi dapat dilakukan dengan diskusi,
Sri Anitah, W. DKK (2007: 5.24)
penggunaan metode simulasi menuntut beberapa kemampuan guru, antara lain:
·
mampu membimbing siswa dalam
mengarahkan teknik, prosedur dan peran yang akan dilakukan siswa dalam
simulasi,
·
mampu memberikan ilustrasi,
·
mampu menguasai pesan yang dimaksud
dalam simulasi,
·
mampu mengamati proses simulasi yang
dilakukan siswa.
Adapun kondisi dan kemampuan siswa
yang harus diperhatikan dalam penerapan metode simulasi adalah:
·
kondisi, minat, perhatian, dan
motivasi siswa dalam bersimulasi,
·
pemahaman terhadap pesan yang akan
disimulasikan,
·
kemampuan dasar berkomunikasi dan
berperan.
Sri Anitah, W. DKK (2007: 5.24)
mengemukakan tentang keunggulan dan kelemahan metode simulasi sebagai berikut:
1.
Siswa dapat melakukan interaksi
sosial dan komunikasi dalam kelompoknya,
2.
Aktivitas siswa cukup tinggi dalam
pembelajaran sehingga terlibat langsung dalam pembelajaran,
3.
Dapat membiasakan siswa untuk
memahami permasalahan sosial (merupakan implementasi pembelajaran yang berbasis
kontekstual),
4.
Dapat membina hubungan personal yang
positif,
5.
Dapat membangkitkan imajinasi,
6.
Membina hubungan komunikatif dan
bekerja sama dalam kelompok.
1.
Relatif memerlukan waktu yang cukup
banyak,
2.
Sangat bergantung pada aktivitas
siswa,
3.
Cenderung memerlukan pemanfaatan
sumber belajar,
4.
Banyak siswa yang kurang menyenangi
sosiodrama sehingga sosiodrama tidak efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar